Spek : Sertipikat SHM , sudah ada IMB
jumlah kamar : ada 3
Tiap kamar ada meteran listrik sendiri-sendiri jenis voucher
air : Pam (tagihan dibagi 3 antar pengontrak)
Tarif sewa per bulan : 400 ribu per kamar
Kamar mandi di dalam (masing-masing kamar)
Luas tanah 73m2
Luas bangunan 73m2
Kondisi: semua kamar terisi full
Lokasi di jalan cilenggang yang dilewati angkutan umum (angkot)
Harga hanya RP 250 juta
income per bulan 400 ribu X 3 kamar = 1,2 juta / bulan
pengeluaran per bulan : Ibu pegurus kontrakan (yg bantu bayar2 pam tiap bulan) : 5% dari income bulanan, yaitu 1,2jtX5% = 60 ribu/bln
Ilustrasi Return Of Investmen (ROI) per tahun adalah 12 juta (dibulatkan ke bawah) dibagi 250 juta = 5%
Perbandingan jika dibandingkan dengan Deposito senilai 250 juta, sama-sama 5% tapi dipotong pajak bunga 20%, jadi sisa cuma 4% per tahun ROI-nya. Dan dipotong inflasi per tahun sebesar 7% (secara real mungkin bisa lebih dari 7%) , jadi 4% dikurang 7%, hasilnya minus 3%. Jadi jika kita menaruh uang di bank sebesar 250 juta, akan rugi 3% per tahun.
Sementara jika beli rumah kontrakan senilai 250 juta, dengan ROI 5% per tahun, inflasi 7% malah akan menaikan nilai propertinya (capital gain) secara cash flow sudah untung 5%, dan secara capital gain (aset) akan bertambah minimal 7% per tahunnya.
